Cinta dan Obat Rindu part 1

Apalah arti memiliki ketika diri kami bukanlah milik kami?

Sebuah kutipan dari sebuah novel Rindu karya novelis Tere Liye..

Dan memang benar kita tidak mempunyai hak kepemilikan karana diri kita ini juga sudah ada pemilik nya Dia yang bersemayam di Arsy namun sifat ke Maha an Nya menyebar di seluruh alam raya ini...

Tentang cinta ...

Kalau sudah ngomomg tentang cinta pasti yang terlintas pertama kali adalah cinta kepada manusia, cinta yang fana, cinta yang selalu berakhir dengan perpisahan kata mbak Rindu namanya cinta horizontal

Dan ketika kita sudah jatuh cinta 
pahit jadi manis katanya heheh
Pujangga bilang berjuta rasanya 
mungkin kayak nano-nano yaa rasanya campur-campur :D

Sungguh, 
tak ada yang salah dengan perasaan cinta 

cinta itu perasaan fitrah yang diberikan Tuhan bahkan kita di ciptakan oleh Sang Maha Cinta juga karna cinta Nya.. 


Namun tentang cinta kita terkadang lupa bahwa itu semua ada ukurannya..


Allah telah menciptakan segala sesuatu ada batasannya dan ukuran nya termasuk Cinta dan benci 

Cinta dan benci perasaan muatanya beda jauh tapi pembatasnya  sangat tipis... 

Ibaratnya hati kita ini sebagai organ jantung, maka cinta layaknya darah bersih yang kaya akan oksigen sedangkan benci adalah darah kotor yang muatannya adalah karbondioksida. 

Pembatas dua darah yang peranannya berbeda jauh ini hanyalah berupa katup dan dinding jantung. Jika jantung melakukan aktivitas memompa darah dengan normal dan wajar, maka darah bersih dan darah kotor ini pun takkan merugikan karena keberadaan keduanya merupakan salah satu siklus penunjang kehidupan manusia.

Namun jika karena ada tekanan yang berlebihan pada jantung sehingga ia bekerja tidak sewajarnya, maka bisa jadi akan mengakibatkan kebocoran pada dinding jantung atau katup, sehingga bercampurlah darah kotor dengan darah bersih yang jika dibiarkan akan dapat membawa pada kematian.


Dahsyatnya energi cinta dan benci apabila tidak “dikelola”. Ia akan mampu membinasakan pemiliknya. Seperti kisah yang sudah sangat terkenal semisal Laila Majnun, Romeo Juliet, dan seabreg kisah roman picisan yang akhirnya ditiru oleh manusia yang mengaku dirinya para pecinta yang karena cintanya yang teramat dalam (katanya..) kepada kekasihnya maka akan melakukan segala-galanya...  jika kau mati ku juga mati, atau jika kau putuskan aku maka ku mati, atau jika kau sakiti hatiku kau yang kupastikan mati. Naudzubillah..


Rasull telah mewanti-wanti  agar kita bisa menyimbangkan perasaan itu dia bersabda :


“Cintailah orang yang kamu cintai sewajarnya, boleh jadi pada suatu hari kelak ia akan menjadi orang yang engkau benci. Dan, bencilah orang yang kamu benci sewajarnya, boleh jadi pada suatu hari kelak ia akan menjadi orang yang engkau cintai." (HR. At-Tirmidzi)”


Terakhir apa pun itu ada takarannya ibarat kita akan menyiram tanaman itu pun ada takarannya.. 

tak boleh berlebihan dan tak boleh kurang
Tawadsun/seimbang dan jangan berlebihan dalam cinta horizontal ini

dan apa penyeimbangnya...?

 semoga tidak lebih dan tidak kurang Ilmu dan Iman 

Wa Allahu’allam


Cinta horizontal akan selalu berakhir dengan perpisahan...
Namun janganlah kita risau...
Akan ada Ruang Rindu di saat kita bertemu...



Rindu...



 bersambung.......

@Ruri Rie
Karawang, 21 Agustus 2015 menjelang kerja shif malam


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sebenarnya Cinta- Letto

Ibu Rumah Tangga

Ayat Favorit ( Al Quran Surat Al Fatir : 15 )